0

Indahnya berbagi

Posted by nysdee's journal on 08.11
















Aku ingin bercerita sedikit tentang pengalamanku di suatu sore, tepatnya pada tanggal 3 Mei 2012 di sebuah metro mini yang biasa dijuluki dengan sebutan “Angkot Sejuta Umat”. 




Aku tidak tahu pasti makna sebenarnya dari sebutan sejuta umat untuk metro mini tersebut. Mungkin karena tiap kali melihat metro mini tersebut setiap mata akan disuguhkan dengan sebuah pemandangan yang tidak lazim. Sekumpulan manusia berjejalan di dalamnya. Hampir tak ada jeda untuk bergerak. Bisa dipastikan di dalam sana sangat pengap karena para penumpang harus berbagi oksigen dengan penumpang lainnya. Belum lagi aroma keringat yang bercucuran dari tubuh-tubuh yang lelah. Semua itu tetap saja tidak menghilangkan pesona sang angkot sejuta ummat. Mungkin karena rutenya yang ga muter-muter plus tarifnya yang terjangkau untuk semua kalangan.


Well, dan hari itu aku turut berdesakan di dalam angkot sejuta ummat. Meski sangat jarang sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku naik angkot tersebut. Aku hanya baru ingin bercerita tentangnya. Tentangnya yang pengap. Tentangnya yang kotor. Tentangnya yang mengerikan. Aku merasa harus bercerita karena hari ini aku merasakan keindahan di dalamnya. Aku melihat ada realitas yang tak terlihat dibalik kumuhnya, dan itu indah. Memberi lega di dalam sesak, dan membahagiakan.

Cerita indah dan membahagiakan itu dimulai dengan kemunculan seorang nenek secara tiba-tiba disampingku. Aku tak tahu pasti darimana ia datang, yang jelas si nenek tua itu terlihat sangat lelah. Ada rasa ingin menolongnya untuk duduk tapi apalah daya saya sendiri tidak mendpatkan kursi untuk duduk. Aku melihat beberapa penumpang menatap sang nenek dengan tatapan iba, namun tak berdaya juga untuk menolong. Semakin lama perasaan iba semakin besar sehingga aku tak mampu menahan diri untuk tidak meminta seorang pemuda memberikan kursinya untuk sang nenek. Pemuda tersebut dengan segera berdiri dan memberikan kursinya untuk sang nenek. Mungkin dia malu karena aku sampai memintanya berdiri, mungkin juga karena dia memang tidak menyadari keberadaan nenek tersebut. Tapi apapun itu aku sudah cukup senang melihat kerelaannya mempersilahkan kursinya ditempati oleh sang nenek. Dalam keadaan yang sangat pengap itu hujan turun dengan sangat derasnya, keadaan itu membuat kaca mobil harus ditutup rapat agar mereka yang berdekatan dengan jendela tidak kebasahan. Di saat yang sama kepengapan di dalam mobilpun kian menjadi. Sabaaarr….sabaaar.. hanya itu yang bisa kuucapkan di dalam hati.

Beberapa saat kemudian kernek mobil sudah mendatangi kami, para penumpang, untuk meminta tarif yang harus kami bayar. Pengalamanku sebelumnya dengan sesaknya kondisi di dalam sini membuatku lebih berhati-hati. Aku tidak akan membuka tas selama di atas angkut sejuta umat ini, meski sebenarnya di dalam tasku ga ada barang berharganya juga sih,, hehehe.

Sesaat setelah aku memeberikan tarif yang harus aku bayar kepada kernek, sang nenek mendapatkan gilirannya untuk membayar tarif kursi yang di dudukinya. Meski telah dimintai sang nenek tak bergeming. Ia tetap diam dan tidak menunjukan reaksi apa-apa. Abang kernek mulai emosi dan aku mulai gelisah dibuatnya, sepertinya sang nenek tidak mempunyai uang untuk membayar tarif yang cukup murah ini. Ya Allah kasian sekali nenek ini. ingin segera kubuka tas dan merogoh dompetku, namun posisiku yang terhimpit dengan penumpang lain membuatku kesulitan untuk bergerak bahkan untuk sekedar membuka tas. Di saat yang sama dari arah depan seorang bapak yang kebetulan berdiri tepat di depan kursi sang nenek bermurah hati untuk membayarkan ongkkosnya. Alhamdulillahirabbil aalamiin…



Tak ada yang bisa memungkiri bahwa berbagi itu indah. Menolong sesama adalah perbuatan mulia yang sangat membahagiakan bagi sang penolong, yang ditolong dan yang menyaksikan pertolongan. Sesaat aku pun berdo’a di dalam hati memohon keselamatan untuk seluruh penumpang angkot sejuta umat ini. Aku bahagia melihat harmony yang terjadi di dalam sesak. Aku merasakan keindahan itu. Disini. Di dalam metro mini yang penuh sesak. Karena sungguh berbagi itu indah.


|
0

Dear love

Posted by nysdee's journal on 03.08



Meski kita terlahir dari rahim surga yang berbeda, kita akan menuju surga yang sama, maka peganglah tanganku erat agar kita tetap selalu berjalan beriringan.

Meski waktu seolah terus berlari meninggalkan kita jauh dibelakangnya, kita akan tetap melangkah bersama menuju taman bahagia, maka bimbinglah aku dengan cinta dan kesabaran.

Meski kita masih berada di jalan terjal kehidupan yang penuh dengan ketidakteraturan. Kita tetap harus menyelesaikan perjalanan ini sampai ke tujuan, maka tuntunlah aku bersamamu dengan ikhlas dan takwa.



Aku untuk kamu
Kamu untuk aku
Kita berdua untuk Allah ^_^



|
0

Realitas Ibu Kota

Posted by nysdee's journal on 23.18

Di sebuah sudut ibukota Jakarta yang sibuk, hidup baru saja menyuguhkan sebuah realitas pahitnya. Dalam jejak-jejak kemegahannya tersisa keterasingan. Entah mengapa, sekat terlihat sangat nyata disana. Disebuah perkampungan kumuh di balik bangunan-bangunan raksasa nan megah. Pemandangan memilukan itu telah berkali-kali kulihat. Setiap kali aku berangkat dan pergi meninggalkan bandara. Di perkampungan kumuh itu ada dunia dengan sekumpulan derita kehidupan. Kemiskinan mendera mereka dan rasanya tak ada yang peduli. Kalaupun ada itu tidak sebanding dengan jumlah penipu dan penghianat negara yang telah kehilangan rasa manusiawi di dalam dirinya.
#       #       #
 Di sudut lain dari kota super sibuk ini kembali kulihat realitasnya. Saat ini sore jam 04.00 pm. Waktunya para pegawai dan karyawan pulang ke rumah mereka. Aku memperhatikan dengan seksama wajah-wajah lusuh dan lelah menanti angkutan dari balik kaca jendela bus bandara yang kutumpangi. Hampir setiap mereka menggunkan masker untuk menghindari udara kotor yang telah mencemari udara. 



Padatnya kendaraan yang memenuhi setiap jalan di ibukota ini menghasilkan polutan dalam jumlah besar. Sebuah zat yang sangat berpotensi memunahkan mahluk hidup secara perlahan. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah tak ada lagi kenyamanan di kota super sibuk ini itu menurutku dan menurut beberapa orang yang pernah kuajak berbincang tentang Jakarta. Teman-temanku yang saat ini sedang studi di Jakarta pun sudah mengeluh dan ingin hidup di kota yang lebih kecil bahkan di desa. Kota metropolitan ini sudah tak lagi menarik untukku, dia, kami, dan mereka. Lantas, pada siapa semua ini harus disampaikan? Bukankah para pejabat negeri ini juga tahu bagaimana keadaannya yang sebenarnya? Akankah kita semuanya memilih bungkam seribu bahasa?
#        #       #


|

Copyright © 2009 Nysdee's Journey All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.